Air ketuban adalah cairan yang melindungi janin selama masa kehamilan. Cairan ini berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke janin. Pada beberapa kasus, ibu hamil dapat mengalami kelebihan air ketuban (polihidramnion). Berbahayakah kondisi tersebut? Simak ulasannya berikut ini.

Apa Itu Kelebihan Air Ketuban (Polihidramnion)?

Polihidramnion atau kelebihan air ketuban adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami air ketuban berlebih. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengukur volume air ketuban. Dalam pemeriksaan USG, dikenal istilah Amniotic Fluid Index (AFI). Normalnya AFI berkisar antara 5-24 cm. Jika AFI menunjukkan angka di atas ukuran tersebut, maka ibu hamil kemungkinan mengalami kelebihan air ketuban.

Cara kedua adalah dengan mengukur kantong cairan terdalam di dalam rahim. Apabila hasil pengukuran lebih dari 8 cm maka ibu hamil didiagnosis sebagai polihidramnion. Namun pengukuran ini juga perlu melihat usia kehamilan. Pasalnya semakin mendekati persalinan, jumlah cairan ketuban akan menurun.

Penyebab dan Gejala Kelebihan Air Ketuban (Polihidramnion)

Penyebab kelebihan air ketuban belum dapat diketahui dengan pasti. Kondisi kelebihan air ketuban pun sebenarnya tidak berbahaya, namun polihidramnion dapat menjadi indikasi bahwa ada masalah dalam kehamilan seperti:

• Cacat lahir yang memengaruhi kemampuan bayi untuk menelan
• Perbedaan rhesus antara ibu dan bayi
• Masalah dengan plasenta
• Terlalu banyak cairan pada bayi
• Komplikasi detak jantung bayi
• Bayi mengalami infeksi
• Diabetes dan diabetes gestasional (diabetes yang hanya terjadi saat kehamilan)
• Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS), yaitu ketidakseimbangan aliran darah di antara janin kembar

Polihidramnion umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun jika jumlah ketuban sangat berlebih, ibu hamil dapat merasakan beberapa gejala seperti:

• Sesak napas
• Heartburn (dada terasa panas)
• Konstipasi
• Kaki dan pergelangan kaki bengkak
• Posisi bayi sungsang

Gejala di atas merupakan kondisi yang kerap dialami oleh ibu hamil. Untuk memastikan apakah kondisi tersebut ada kaitannya dengan kelebihan air ketuban, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.

Bagaimana Penanganan Air Ketuban Berlebih?

Apabila hasil pemeriksaan USG menunjukkan Anda mengalami kelebihan air ketuban, dokter akan melakukan pemeriksaan USG lebih rinci. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang Anda miliki.

Pada kondisi polihidramnion yang ringan, biasanya tidak dilakukan penanganan khusus karena kondisi ini tidak berbahaya. Menjelang persalinan, jumlah air ketuban umumnya akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Namun jika polihidramnion menimbulkan gangguan, dokter akan lebih sering memantau jumlah cairan ketuban Anda. Dokter juga dapat merekomendasikan beberapa tindakan untuk mengurangi jumlah air ketuban dengan cara:

• Meresepkan obat-obatan yang dapat menurunkan jumlah cairan ketuban
• Menyarankan Anda untuk bed rest
• Mengurangi jumlah air ketuban menggunakan jarum
• Merekomendasikan persalinan lebih awal

Bila Anda mengalami kelebihan air ketuban menjelang persalinan namun janin dinyatakan sehat, biasanya tidak dibutuhkan penanganan khusus. Anda hanya dianjurkan untuk istirahat hingga waktu persalinan tiba untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan janin.

Kondisi air ketuban berlebih dapat diketahui sejak dini melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika kelebihan air ketuban dapat dideteksi sejak awal, maka Anda memiliki peluang lebih banyak untuk mengendalikan kondisi ini sehingga tidak berkembang semakin parah.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!